Liverpool datang ke Istanbul sebagai underdog karena
publik dan bursa taruhan lebih menjagokan Milan untuk menang. Alasan yang masuk
akal mengingat perjalanan Milan menuju final yang jauh lebih mulus dari Liverpool.
Liverpool sendiri hanya dianggap beruntung mencapai final mengingat penampilan
labil mereka sepanjang musim itu. Di awal musim, The Reds kehilangan icon
mereka, Michael Owen yang hijrah ke Real Madrid. Rafael Benitez yang baru
datang ke Anfield diangap lambat beradaptasi sehingga The Reds hanya menduduki
peringkat lima di liga.
Akhirnya saat pertandingan itu tiba. Pemain A.C. Milan
dan Liverpool memasuki lapangan Atarturk yang dipadati oleh 70.024 orang yang
rata-rata adalah Liverpudlian. Wasit Manuel Mejuto Gonzalez pun membunyikan
peluit dan pertandingan di mulai. Baru sekitar 1 menit pertandingan berlangsung
A.C. Milan langsung menjebol gawang liverpool yang dikawal Jerzy Dudek melalui
Gol sang kapten Paolo Maldini. Prediksi banyak orang A.C. Milan akan menjuarai
Liga Champion musim itu makin terlihat setelah Striker A.C. Milan Hernan Crespo
menciptakan gol di menit 38. Belum puas sampai disitu nampaknya A.C. Milan
ingin memberikan Pukulan telak bagi Liverpool yang mulai turun semangatnya dengan
menciptakan gol di menit ke 42 yang lagi-lagi di ciptakan oleh Hernan Crespo.
Liverpool dipukul dengan telak dibabak pertama.
Pendukung Milan bersorak-sorai melihat timnya sudah
unggul 3-0 dibabak pertama. berbanding terbalik dengan pendukung liverpool. Mereka
yang melihat Liverpool sudah hampir kalah beberapa pendukung liverpool mulai
meninggalkan stadion tetapi ada yang tetap tinggal di stadion untuk mendukung
liverpool hingga akhir. Di ruang ganti pun hampir sama. Para pemain A.C. Milan
Bersorak-sorai hingga larut dalam kegembiraan yang berlebih sedangkan pemain
liverpool tertunduk lesu diruang gantinya. Rafael Benitez yang tidak ingin tim
nya terus didampingi oleh kemurungan pun menghela nafas dan berdiri di tengah
pemainnya. Dia sadar hanya ada 15 menit untuk bisa mengubah timnya. dia harus
bisa mengubah kepercayaan diri timnya selama 15 menit. lalu dia dipusingkan
mencari kalimat yang bisa mengembalikan kepercayaan diri pemainnya. Akhirnya
dia menemukan kalimat yang sederhana namun sangat bagus.
“Don’t let your heads drop. All the players who go on
the pitch after half-time have to keep their heads held high.
We are Liverpool. You are playing for Liverpool. Do
not forget that. You have to hold yourheads high for the supporters. You have
to do it for them. You cannot call yourselves Liverpool players if you haveyour
heads down.
If we create a few chances, we have the possibility of
getting back into this.Believe you can do it and you will. Give yourself the
chance to be heroes.”
(“Jangan tundukkan kepala kalian. Kita Liverpool.
Kalian bermain untuk Liverpool. Jangan lupakan itu. Kalian harus tetap
menegakkan kepala kalian untuk suporter. Kalian harus melakukkannya untuk
mereka. Kalian tak pantas menyebut kalian pemain Liverpool kalau kepala kalian
tertunduk. Kalau kita menciptakan beberapa peluang, kita berpeluang bangkit
dalam pertandingan ini. Percaya lah kalian mampu melakukannya. Berikan
kesempatan buat kalian sendiri untuk keluar sebagai pahlawan.”)
Setelah Rafael Benitez mengatakan kata-kata itu pemain
liverpool mulai termotivasi. sebelum kembali kelapangan Rafael Benitez menyusun
ulang strategi nya. dia sadar tak ada gunanya bermain bertahan oleh sebab itu
dia ingin mengganti Djimi Traore dengan Dietmar Hammann tetapi saat mendengar
Steve Finnan cedera maka dia pun mengganti Finnan dengan Hammann. lalu dia pun
membuat steven gerrard lebih maju dan membuat hanya ada 3 bek dibelakang. Dan
akhirnya para pemain liverpool pun keluar dari ruang ganti dan memasuki
lapangan.
Babak kedua dimulai. kedua tim memasuki lapangan. saat
itulah semua pendukung liverpool menyanyikan lagu You'll Never Walk Alone yang
membuat pemain liverpool semakin termotivasi. Para pemain Liverpool yang
sebelumnya tertunduk kembali bangkit. Mereka memulai babak kedua dengan kepala yang
tegak. Babak kedua menjadi milik Liverpool. Liverpool terus menekan Milan.
terus menekan mereka tidak mau pertandingan cepat berakhir. Milan yang terlalu
larut dalam kesenangan pun lengah. Akhirnya 9 menit pertandingan berjalan umpan
Riise di tanduk oleh Gerrard yang akhirnya berbuah gol pertama untuk liverpool
dilaga itu. setelah gol itu Gerrard berlari kepada rekan-rekannya. Memotivasi
rekan-rekannya dan mengangkat-angkat tangannya seperti menyuruh semua pemain
liverpool untuk bangkit. bahwa liverpool belum habis dan nampaknya itu
berhasil.
Hanya berselang beberapa menit gol Vladimir Smicer
dari luar kota pinalti tidak dapat ditahan oleh dida. Milan seperti ketakutan,
mereka seperti melawan tim yang berbeda dari tim yang mereka hadapi di babak
pertama. Belum lagi milan memperbaiki diri Gennaro Gattuso menjatuhkan steven
Gerrard di kotak pinalti. Xabi Alonso yang menjadi eksekutor gagal
mengeksekusinya sekejap para pendukung liverpool kecewa tetapi bola muntah itu
berhasil direbut Alonso dan di tendangnya kegawang Dida. Alonso membayar
kegagalannya mengeksekusi pinalti. KEAJAIBAN ISTANBUL terjadi. Liverpool berada
diatas angin setelah gol itu. sayangnya 90 menit pertandingan berjalan tidak
ada 1 gol lagi pun tercipta pada laga ini dan harus dilanjutkan pada babak
tambahan.
Babak tambahan pun dimulai. 15 menit pertama kedua tim
saling balas menyerang. tapi tak ada satupun usaha mereka yang menjadi gol.
Pendukung liverpool terus mendukung tim kesayangan mereka. Babak kedua extra
time dimulai. Milan yang mulai turun karna terkejar 3 gol pun mulai kurang
konsentrasi. Terbukti tendangan dari jarak 6 meter yang dilakukan sevchenko
berhasil di tahan oleh reflek seorang jerzy dudek. beberapa kali peluang milan
pun gagal diubah menjadi gol. begitu pula liverpool yang nampaknya larut dalam
kesenangan setelah mengejar 3 gol. akhirnya babak perpanjangan waktu pun
berakhir dan akhirnya harus dilanjutkan dengan babak adu pinalti
Babak Adu Pinalti pun dimulai. Pemain milan yang sudah
turun dan ditambah lagi Dukungan suporter liverpool membuat semua pemain
liverpool yakin mereka bisa Juara. Sebelum "babak perjudian" itu
dimulai, Jamie Carragher datang menghampiri kiper Jerzy Dudek. Carra
menyarankan Dudek agar melakukan "sesuatu" untuk mengacaukan konsentrasi
pemain Milan. Dudek langsung teringat rekaman video yang pernah disaksikannya.
Kaki spaghetti! Saat adu penalti final Piala Champions 1984 melawan AS Roma,
pendahulu Dudek, Bruce Grobbelaar, memelintir-melintir kakinya. Entah memang
berpengaruh atau tidak, Grobbelaar berhasil membawa Liverpool menang dan
merebut Piala Champions. Trik yang sama pun di terapkan Dudek saat menjaga
gawangnya agar tidak kebobolan.
Yang pertama kali mengeksekusi adalah Serginho. Entah
karena kelelahan atau konsentrasinya terganggu oleh dudek serginho gagal
menendang malah meleset jauh dari target yang seharusnya. Penendang pertama
liverpool adalah Hammann. walaupun bola bisa dibaca Dida tetap saja bola tetap
masuk kegawangnya. 0-1 untuk liverpool. Penendang kedua Milan adalah pirlo.
Tendangannya dengan mudah dibaca oleh Dudek dan ditepis dengan baik. Penendang
kedua liverpool adalah Cisse. dengan mudah dia menceploskan bola kegawang Dida.
0-2 untuk liverpool. Tomasson yang menjadi penendang ketiga Milan berhasil
memperkecil kedudukan menjadi 1-2. Riise yang menjadi algojo Liverpool gagal
mengeksekusi setelah tendangannya terbaca oleh Dida. Algojo Milan Kaka dengan
tenang memasukkan bola kegawang dudek. begitu pula smicer. dengan mudahnya
memasukkan bola ke gawang Dida. dan akhirnya Shevchenko yang ditunjuk sebagai
algojo kelima Milan turun. Dia melihat kesekelilingnya. Entah karena
tendangannya di babak tambahan dari jarak 6 meter berhasil ditepis oleh dudek
atau karena liverpool bisa mengejar ketertinggalan 3-0 dari milan atau juga
karena Dukungan dari supporter liverpool membuat dia merinding kita tidak tau.
Shevchenko menendang. tendangannya agak pelan mengarah ketengah. Dudek yang
sudah melompat kekiri tetap berhasil menepis tendangan shevchenko dengan
tangannya.
Liverpool menjuarai Liga Champion. Liverpool pun
merajai Eropa! Jerih payah fans Liverpool yang terus menggemuruhkan dukungan
untuk klub kesayangan mereka terbayar sudah!Mukjizat di Istanbul ini kemudian
diabadikan dalam film Fifteen Minutes That Shook The World. Betapa tidak, final
Liga Champions musim itu sangat dramatis dan membuktikan segalanya mungkin
terjadi di lapangan sepakbola.Pascafinal Istanbul, hidup tak lagi sama. Tapi,
hidup juga berjalan terus. Satu per satu figur pemain heroik, seperti Harry
Kewell, Milan Baros, Djibril Cisse, Luis Garcia, Dudek, dan Smicer meninggalkan
Anfield dan melanjutkan karir di klub baru.Sebagian tetap tinggal, terutama
Gerrard.
Sang kapten sempat disebut-sebut akan hijrah ke
Chelsea musim panas 2005 itu. Tapi, Istanbul mengubah segalanya."Bagaimana
mungkin saya pindah setelah mengalami final seperti ini?" ujar
Gerrard.Arak-arakan bus dengan atap terbuka dan kerumunan satu juta orang, 300
ribu di antaranya memadati St George's Hall, suatu hari di Mei 2005, pasti
takkan pernah dilupakan Liverpudlian sepanjang masa.Yang pasti Liverpool
melakukan keajaiban, mengejar defisit tiga gol di partai final. Hal yang baru
pertama kali terjadi dalam sejarah. Sebaliknya, hal ini merupakan kekalahan
tragis bagi Milan. Milan sendiri mencatat dua sejarah malam itu. Pertama,
Maldini menjadi pemain tertua yang mencetak gol di final Liga Champions dan
yang kedua adalah Hernan Crespo menjadi satu- satunya pemain yang mencetak dua
gol bagi timnya di final namun gagal membawa timnya juara.Kemenangan dramatis
bagi Liverpool dan kekalahan tragis bagi Milan. Akan tetapi, dua tahun
berikutnya Milan berhasil membalas kekalahan dari Liverpool. Di Athena 2007,
giliran Milan yang membungkam Liverpool 2-1. Namun tetap saja, kemenangan
Liverpool di 2005 akan jadi momen yang paling diingat oleh semua orang.